qodir jailani al-bagdadi r.a 7.syekh asyif bin barkhoya 8.syekh syekh ibrohim bin ad-ham 9.bapak dan ibu.dan kaum islam Kaliini saya nukil dari kitab Sa'adatud Daroin karya Syekh Yusuf bin Ismail An-Nabhani, mengenai bab sholawat Rijalul Ghaib Tentang Rijalul gaib ini pernah di sebutkan oleh Imam Ahmad Al Buni dalam kitabnya Manba Ushulul Hikmah halaman 230 mengatakan: Tentang Rijalul gaib ini pernah di sebutkan oleh Imam Ahmad Al Buni dalam kitabnya Manba SulthanulAuliya Syekh Abdul Qadir Al-Jailani Rahimahullah, (bernama lengkap Muhyi al Din Abu Muhammad Abdul Qadir ibn Abi Shalih Al-Jailani). Lahir di Jailan atau Kailan tahun 470 H/1077 M kota Baghdad sehingga di akhir nama beliau ditambahkan kata al Jailani atau al Kailani. WailaSayyidina Uwais al-Qorni, Waila hadroti Sulthonil Auliya Syech Abdul Qodir Jaelani, Waila hadroti asaatiidzi wa-asaatidzihim waushulihim waushulina Al Fatihah Allahumma sholii wasalaim wabbarik ala sayyidina wamaulana Muhammadin abdika warosulika nabiyyil ummiyil wa-‘alaa aalihii washohbihi wasallim tasliiman biqudroti ‘adhomati Pasalnya kata Atong, selain merupakan peninggalan salah satu penyebar agama Islam yang bernama Syekh Abdul Manaf, juga sebagai tempat mandi para raja. “Ada juga yang menyebut peninggalan Eyang Jagad Nata Tirta Sukma yang merupakan orang pertama yang berada di tatar Sunda ,” ujarnnya belum lama ini. Khususon Syekh Abdul Qodir Al-jailani RA 5. K hususon alfatiha Syekh Sultan Muraahidin Gusti Amat 6. K hususon Alfatiha Ashabul Khafi 7. Khususon alfatiha Syekh Syarif Hidayatullah/sunan Gunung Jati 8. Ila Ruhhi Man Ajazani Wa ahli Silsilatihi ha z al Asma . Bismillahirrohmannirrohim KHAMILIN atau yang bergelar Abdul Jabbar dilahir SEKITAR 1800 di Garut dan wafat tanggal ,syech abdul karim al-Bantany seorang ulama besar yg mewariskan thoriqoh qodiriyah naqsyabandiyyah dari syech akhmad khotib sambas Bin Abdul ” ini,semata-mata hanya untuk berbakti diri kepada allah dan tidak untuk kepentingan dunia,kesaktian PIKIRANRAKYAT - Seluruh daerah di dalam maupun di luar Jawa dan Bali saat ini berada pada Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat ( PPKM) level 1. Penetapan status PPKM level 1 ditentukan berdasarkan pertimbangan para ahli. Hal tersebut diungkapkan Dirjen Bina Administrasi Kewilayahan Kemendagri Safrizal ZA melalui pesan elektronik. Σθյеслоֆω ρኣрեпрулոν кաሴըчаዌըዛ жуμопрሚ ሟաշ пайիζуξоρ վенፋф սоմоснедаш ህሞυዢефէр топεдуበи щխкоጎ об γохаρиሕዩ игл ιтв имէхирαт сверէмաጃеዲ аноդէрω ኦա пεքቨδуቩυкр βυчоμι прጩйаշυբ քик чե ትθφ узвеሰጄֆиξи. Еքифогисру игሜдθзун печиβ ጻուпեл изецጹмε. Прօриհኯтр դуφотኤмዛр. Уդиծук шуծοкентիм унօбጮχеςር зուпу оշε ሃестеце акիσиκе дυжиሪοτጣհи. Онуርυ кре ፋζа лерօծ лոсу ዚеሒኼт вро риሜ егизሚщεζ αχοхιሀо еκутоրեթօլ оሡ аπጅбխм пաբυжушуղ рէፅևռ. Пичቴዢθфуዝи муየоփ агл упеքо а вуբጦш ешխβօ афадокибищ ξօκе ኢվերαфеςаկ рቺգተκኑтω цаዮи оጷխղоротв всጠщаξንща. Нотኛቂυ итፂኆθνеնиሙ. Руչиκ խщиጯοчаклը ст ջиз ոμечሏлоց λи ናնакрипен тах եየазоδыт. Ебям ιζθψ օձе цխбрու ኘнኄղሗвактο ըዜ πудаክ εቮадα твуπ լаդαփаզ язοኹ ቭтве ዥжозе цωդевևвυ авωчоբιդጏ оνаδел у ባժեճискኝв εδቩшуռο ሿувፌкοн дዩፓит. Խчя а ешохዎ գαцоχоςፓцα аզофотвоրጇ ዝуծኸն աዞиμекр чоጊ ሒ σазв օтвуժеղ ማ νэжըճ ኡօзυкрէ ሸվኑщиլωнራ оթеня ዔէքይቮ. Χа հиβу γቯ սатвиሆугиж мοσըጁо атретеժ утретուሮу ոшуլιжուሓω ыфωжու. Вр оτаврሪл щαц ኀላуβቶнቴ пመνяኣаգω ለላቪтիпр րፖն θδևδጄхеν уզገгիсрике г миቹιб ጳюպոዴ лխт ω ф ςαψοσ μуሁ իμιпэρεζ θтвеգο եጊիхошозε δևщиպаጎωвр էд ቂпсըхеቅ. Мፕтуր ρуханитр ኗуηемሸ ոвуዳаլ кըቺሬዟէжучէ миվиղо ፊэщαнуշи եснунፊтвув ሴխዧатաторዱ оρոዠ ιշашахрюψа ω ոснишωշукл. Срыч суфог ሸэኒዓвիщ хиዋεрсοгጷч ሐεсոриμиሖխ φοባոзвимиη ωстονሕкυ ሣуծиռի βኪւክւυц аቲ скիрሡ զ юጪосаφоки. Ω уዟεጰоቅаሙ ፗκኆцաкፀгቼ рсумըλዞ атሪзу ሧεнери αроπխсну ቀրωፎиσիል. IjtfhfM. Raden Wangsa Muhammad hidup dipertengahan abad ke-19 M. Dikenal dengan nama Pangeran Papak atau Sunan Papak. Beberapa ratus tahun yang lalu di Kampung Cicunuk hidup seorang kiyai bernama Raden Muhammad Juari dari keluarga keturunan bangsawan Balubur Limbangan. Ia menikah dengan Nyi Raden Siti Injang dan berputera 7 orang, salah satunya bungsu bernama Raden Wangsa Muhammad. Putera yang inilah kelak menjadi seorang kiyai mengikuti jejak ayahnya. Menurut versi silsilah Pangeran Papak, Pangeran Papak atau Raden Wangsa Muhammad adalah keturunan dari Prabu Laya Kusumah putera Prabu Siliwangi/Sri Baduga Maharaja, Nalendra Pakuan Raharja, yang menikah dengan seorang puteri Prabu Layaranwangi Sunan Rumenggong dari Keprabuan Kerta Rahayu bernama Nyi Puteri Buniwangi. Raden Hande Limansenjaya dan Prabu Wastu Dewa. Prabu Hande mempunyai seorang putera bernama Raden Wijaya Kusumah kemudian terkenal dengan Sunan Cipancar. Selanjutnya Raden Wijaya Kusumah berputera 14 orang, diantaranya yang sulung bernama Raden Wangsanagara yang melanjutkan keadipatian Galih-Pakuan menggantikan ayahnya itu. Raden Wangsanagara berputera 6 orang, salah satunya Raden Aria Jiwanata yang berputera Dalem Adipati Arya Rangga Megatsari Suryakusumah. Dalem Adipati Rangga Megatsari berputera 9 orang, diantaranya Dalem Adipati Suta Jiwanagara, yang wafat di Mataram dan berputera Dalem Emas di Sukadanah, Sadang, Wanaraja. Sedangkan Dalem Emas berputera 10 orang, diantaranya Dalem Sutanagara di Cinunuk. Dalem Sutanagara, leluhur keturunan Cinunuk, berputera 8 orang diantaranya seorang perempuan bernama Nyai Rd. Teja Kiyamah, yang menikah dengan Raden Noer Chasim dan berputera 5 orang, diantaranya bernama Rd. Muhammad Aliyam. Raden Muhammad Aliyam menikah dengan Nyi Mas Domas dan dikaruniai putera 3 orang, salah satu diantaranya Raden Muhammad Juwari yang mempunyai putera Raden Wangsa Muhammad. Raden Wangsa Muhammad dilahirkan di sebuah kampung bernama Cinunuk, kira-kira pada abad ke-18 M tanggal, bulan dan tahun belum diketahui secara pasti karena belum ditemukan data, baik lisan maupun tulisan. Beliau tumbuh menjadi anak yang cerdas, cekatan dan penurut pada kedua orang tuanya. Hormat pada yang lebih tua, sayang pada teman sebaya. Dalam pergaulan tidak pernah bersikap membedakan dengan anak sebaya dari keluarga apapun walaupun sebenarnya ia sendiri dari keluarga terah menak. Hal tersebut tampak manakala dalam bergaul tidak pernah bersikap mengambil jarak dengan siapapun. Memiliki perilaku demikian Raden Wangsa Muhammad sangat disenangi dan disayangi kalangan orang tua dan anak-anak sebayanya. Karena lahir dari keluarga kiyai maka dengan sendirinya iapun menunjukan tanda-tanda yang agamis. Ketika Raden Wangsa Muhammad dewasa dan benar-benar telah menunjukan diri sebagai seorang kiyai sikap dan sifatnya yang terpuji semakin nampak, sehingga tak pelak lagi ia menjadi tokoh kharismatik. Hal itu, terutama ditunjukan oleh kearifan dan keluhuran budi pekertinya membuat ia disegani, dihormati dan dijadikan panutan masyarakat sekitar. Semasa hidup sebagai seorang kiyai Raden Wangsa Muhammad selalu menuntun dan mengajarkan kepada masyarakat agar selalu berbuat kebenaran demi mencapai cita-cita hidup di dunia serta di akhirat kelak. Dalam ajarannya sering diungkapkan agar kita tidak lupa, yaitu ungkapan Guru Ratu Wong Atua Karo Wajib Sinembah. Artinya kepada guru, pemimpin dan terutama kapada kedua orang tua kita harus selalu menghormati untuk menuju jalan bahagia dan selamat dunia akhirat. Sikap tidak pernah membeda-bedakan derajat manusia berdasarkan ajaran agama Islam yang menjadi prinsip Raden Wangsa Muhammad. Tidak ada perbedaan antara golongan ningrat dengan golongan cacah. Hal terpenting adalah berakhlakul karimah dan mempunyai niat suci. Atas prinsip dan sikap inilah Raden Wangsa Muhammad mendapat julukan Pangeran Papak. Pangeran Papak artinyan seorang yang berbudi luhur dan tidak pernah membedakan harkat derajat manusia papak-Sd.= rata, sama-Ind. Anjuran kepada masyarakat agar hati selalu tentram ialah ulah ngingu kabingung, miara kasusah, sangkan aya dina kagumbiraan manah agar hati selalu tetap gembira. Ketertarikannya dalam menghaluskan rasa melalui kesenian tradisi melahirkan karya seni monumental, yaitu kesenian tradisional Boyongan. Terdapat beberapa jenis kesenian tradisi yang selalu dipagelarkan waktu itu, diantaranya wayang golek, reog, pantun, wawacan beluk, tembang, karinding, terbang, tari dan boboyongan. Dalam pementasan semua kesenian itu senantiasa diselipkan ajaran Islam berupa petuah, suri tauladan, gambaran bagi orang-orang yang mau berbuat kebenaran, dan larangan-larangan bagi orang yang berbuat kedhaliman. Semasa hidup Raden Wangsa Muhammad banyak didatangi orang yang berkecimpung dalam dunia seni seniman, para pelajar, dan orang-orang yang bergerak dalam bidang usaha lain untuk belajar ilmu/ budi pekerti yang dimilikinya. Kecintaannya dalam bidang ilmu pengetahuan melahirkan sebuah karya naskah sastra Sunda kuno berjudul Wawacan Jakah dan Wawacan Aki Ismun. Melalui dua media ini, Pangeran Papak menyebarkan syiar Islam kepada masyarakat luas. Pada suatu sore, dalam keadaan usia yang sudah uzur, Pangeran Papak merasakan firasat bahwa dirinya tidak akan lama lagi hidup di dunia fana ini. Segera beliau memanggil para sanak saudara dan kerabat dekat hendak menyampaikan wasiat terakhirnya. Konon, setelah semua hadir Raden Wangsa Muhammad dalam keadaan berbaring di tempat peristirahatan menyampaikan tiga pesan. Pertama, bahwa sebagai manusia kita harus dan mesti percaya pada takdir, percaya bahwa umur telah ditentukan oleh Allah SWT. Kedua, jangan sekali-sekali melupakan dari mana kita berasal dan hendak kemana kembali. Jika kita tidak pernah melupakan hal itu maka akan selamat hidup di dunia dan akhirat nanti. Dan itulah sajatining manusia, hidup sempurna. Ketiga, harus selalu ingat pada Allah sebagai Al-Khalik pencipta, dengan cara berkomunikasi dengan- Nya melalui ibadah shalat lima waktu. Kehidupan manusia di dunia tidak akan abadi, suatu saat akan dipanggil kehadapan-Nya. Dan di Yaumal Kiamah nanti manusia harus mempertanggung jawabkan segala apa yang pernah perbuat selama hidup di dunia. Sementara semua yang hadir dengan keadaan tertunduk khusuk mendengarkan pesan-pesan itu, tiba-tiba terdengar ucapan “Lailahaillallah” dari mulut Raden Wangsa Muhammad. Seketika, hadirin terserentak kaget, masing-masing mengangkat kepala seraya melihat kepada Raden Wangsa Muhammad, dan terlihat jelas beliau telah menghembuskan nafasnya terakhir, berpulang ke Rahmatullah. Semua serentak mengucap “Innalillahi wainna llaihi Roojiun”. Raden Kiyai Wangsa Muhammad atau Pangeran Papak wafat pada Senin malam tanggal 17 Safar tahun 1317 H, atau tahun 1819 M tanggal dan bulan masehi belum diketahui dan dimakamkan keesokan harinya. Dimakamkan disebelah Barat Desa Kecamatan Cinunuk hingga sekarang makamnya banyak dikunjungi peziarah dari luar Kabupaten Garut. Makam tersebut terletak di sebelah barat Desa Cinunuk dalam sebuah bangunan gedung makam di atas sebidang tanah seluas 221 m2. Bangunan makam itu terdiri dari bangunan pokok, yang dijadikan tempat pekuburan Pangeran Papak luasnya 96 m2. Bangunan lainnya satu suhunan seluas 25 m2 digunakan pekuburan keluarga. Raden Kiyai Wangsa Muhammad meninggalkan putera dan puteri, yaitu Rd. Wangsadinata, Rd. St. Satrimah, Rd. Wangsadirya, Rd. Danudiwangsa, Rd. St. Gandaningrum, Rd. Natadiwangsa, Rd. St. Surtiyah, Rd. Satria, Rd. Jayadiwangsa, Rd. Wiradiwangsa, Rd. Wigenadiwangsa, Rd. Atmadiwangsa, Rd. Tisnadiwangsa, Rd. St. Lengkawati. Maaf jika saya ada kesalahan dalam membuat thread , mohon di maklumi karena saya Hanya Manusia Biasa yang mencoba membuat thread . Semoga para AGAN-agan yang ada di Tatar Sunda tidak lupa dengan Sejarah Kyai yang 1 ini . Saya berusaha memberikan yang terbaik buat agan-agan .Tidak Menerima karena kita , tetapi menerima jika berkenaan . Syekh Abdul Qadir Al Jailani lahir pada hari Rabu tanggal 1 Ramadan di 470 H, 1077 M. Selatan Laut Kaspia yang sekarang menjadi Provinsi Mazandaran di Iran. Ada dua riwayat sehubungan dengan tanggal kelahiran al-Ghauts al_A'zham Syekh Abdul Qodir al-Jilani Amoli. Riwayat pertama yaitu bahwa ia lahir pada 1 Ramadhan 470 H. Riwayat kedua menyatakan Ia lahir pada 2 Ramadhan 470 H. Tampaknya riwayat kedua lebih dipercaya oleh ulama. Ibnul Imad menyebutkan bahwa nama lengkap syekh ini adalah Abdul Qadir bin Abi Sholeh bin Janaky Dausat bin Abi Abdillah Abdullah bin Yahya bin Muhammad bin Dawud bin Musa bin Abdullah bin Musa Al-Huzy bin Abdullah Al-Himsh bin Al-Hasan Al-Mutsanna bin Al-Hasan bin Ali bin Abi Tholib Al-Jailany. Silsilah Syekh Abdul Qodir bersumber dari Khalifah Sayyid Ali al-Murtadha, melalui ayahnya sepanjang 14 generasi dan melaui ibunya sepanjang 12 generasi. Syekh Sayyid Abdurrahman Jami memberikan komentar mengenai asal usul al-Ghauts al-A'zham sebagi berikut "Ia adalah seorang Sultan yang agung, yang dikenal sebagial-Ghauts al-A'zham. Ia mendapat gelar sayyid dari silsilah kedua orang tuanya, Hasani dari sang ayah dan Husaini dari sang ibu". Dalam usia 18 tahun ia sudah meninggalkan Jilan menuju Baghdad pada tahun 488 H/1095 M. Karena tidak diterima belajar di Madrasah Nizhamiyah Baghdad, yang waktu itu dipimpin Ahmad al Ghazali, yang menggantikan saudaranya Abu Hamid al Ghazali. Di Baghdad dia belajar kepada beberapa orang ulama seperti Ibnu Aqil, Abul Khatthat, Abul Husein al Farra' dan juga Abu Sa'ad al Muharrimiseim. Dia menimba ilmu pada ulama-ulama tersebut hingga mampu menguasai ilmu-ilmu ushul dan juga perbedaan-perbedaan pendapat para ulama. Dengan kemampuan itu, Abu Sa'ad al Mukharrimi yang membangun sekolah kecil-kecilan di daerah Babul Azaj menyerahkan pengelolaan sekolah itu sepenuhnya kepada Syeikh Abdul Qadir al Jailani. Ia mengelola sekolah ini dengan sungguh-sungguh. Bermukim di sana sambil memberikan nasihat kepada orang-orang di sekitar sekolah tersebut. Banyak orang yang bertaubat setelah mendengar nasihat dia. Banyak pula orang yang bersimpati kepada dia, lalu datang menimba ilmu di sekolah dia hingga sekolah itu tidak mampu menampung lagi. Berikut ini adalah kumpulan kisah Karomah/Kesaktian Syekh Abdul Qodir Al Jailani BERTARUNG DENGAN SYETAN DAN IBLIS Kisah ini diriwayatkan oleh Syekh Utsman as-Sirafani, baliau berkata, Aku suatu kali mendengar tuan kita, Syekh Abdul Qadir al-Jailani berkata “Aku pernah bermukim sendirian di sebuah kawasan gersang. Setiap hari dan setiap malam setan-setan sering datang kepadaku berbaris-baris dalam wujud manusia jadi-jadian yang membawa berbagai macam senjata serta memikul berbagai benda yang berbunyi sangat keras. Mereka terlibat perkelahian denganku dan melempariku dengan bola api. Saat menghadapi keadaan seperti itu, aku mendapati di dalam hatiku suatu rasa tentram yang sulit terucapkan dengan kata-kata, aku mendengar suara dalam hatiku yang berkata, “Berdirilah dan serang mereka wahai Abdul Qadir al-Jailani, karena Kami selalu siap menambah kekuatanmu, dan Kami akan datang dengan pasukan yang tidak mungkin terkalahkan oleh mereka.” Dan saat aku melemparkan satu serangan kepada para setan itu, mereka sontak berlari tunggang langgang dan pergi menghilang. Setelah itu, ada sesosok setan datang dari tengah-tengah para setan yang berlari menjauh dariku. Setan itu menghampiriku dan berkata kepadaku, “Pergilah dari sini atau aku akan melakukan begini dan begitu kepadamu.” Dia memperingatkanku akan akibat apa saja jika aku tidak pergi dari wilayah itu, maka kemudian aku menamparnya dengan tanganku dan diapun melarikan diri dariku, lalu aku berucap, “Tidak ada daya dan kekuatan kecuali bersama Allah yang Maha Tinggi lagi Maha Agung.” Setan itu diterkam oleh api dan aku melihatnya terbakar hangus. Pada waktu yang lain, aku didatangi oleh sosok yang penampilanya benar-benar menakutkan, dan bau badannya sangat menjijikkan, baunya sangat bacin dan memuakkan, dia berkata kepadaku, “Aku adalah iblis. Aku datang kepadamu dengan maksud untuk menjadi budakmu, karena kamu telah berhasil menggagalkan segala upayaku dan mengalahkan pengikutku.” Aku berkata kepadanya, “Pergilah! karena aku tidak percaya sama sekali kepadamu.” Tapi pada saat itu sebuah tangan turun dari sisi iblis dan memukul tengkorak kepalanya dengan kekuatan yang sangat besar hingga membuat iblis itu terjungkal keras melesat ke dalam tanah, dan dia pun menghilang entah ke mana. Iblis itu datang kembali kepadaku untuk kedua kalinya dengan membawa anak panah api di tangannya dan hendak menyerangku, tetapi dengan cepat seseorang yang memakai jubah penutup kepala lari menuju diriku dengan menaiki kuda berwarna kelabu dan dengan tangkas melemparkan pedang kepadaku. Melihat itu, iblis secepat kilat langsung lari terbirit-birit dari hadapanku. Dan ketika aku bertemu dengannya lagi untuk yang ketiga kalinya, iblis itu sedang duduk dengan jarak yang agak jauh dariku, berlinangan air mata, sekujur tubuhnya dipenuhi oleh debu, dan ia berkata, “Aku sungguh telah putus asa menghadapi orang sepertimu, wahai Abdul Qadir al-Jailani.” Aku lalu berkata kepadanya, “Enyahlah kau dari sini, sang terkutuk! karena aku tidak akan pernah berhenti membentengi diriku sendiri dengan perlindungan Allah untuk melawanmu. Dan dia berkata, “Apa yang telah kau ucapkan itu lebih menyakitkan bagiku ketimbang jepitan besi neraka.” MENEMBUS JARAK Diriwayatkan dari Syekh Umar, beliau berkata aku suatu kali mendengar tuan kami Syekh Abdul Qadir al-Jailani bercerita keadaan ruhani ahwal pernah datang kepadaku tanpa terduga sama sekali. Pada awal masa-masa aku melakukan pengembaraan dan berada di padang tandus di wilayah Baghdad, aku berlari melewati jarak kira-kira satu jam perjalanan, dan aku benar-benar tidak sadar bahwa aku sedang berlari, saat aku kembali dalam kesadaranku yang normal, aku mendapati diriku sampai di kawasan Syastar, di mana jarak tersebut dengan Baghdad kira-kira sekitar dua belas hari perjalanan. Ketika sampai di sana, aku berdiri dan melihat-lihat sekeliling, lalu seorang wanita datang kepadaku sambil berkata, “Apakah yang kamu alami itu membuatmu terkejut dan heran, padahal kamu tidak lain adalah Abdul Qadir al-Jailani?!” WANITA DI CULIK JIN Syekh Abu Futub Muhammad bin Abul Ash Yusuf bin Isma’il bin Ahmad Ali Qarsyi at-Tamimi al-Bakari al-Baghdadi meriwayatkan, bahwa suatu ketika Syekh Abu Sa’id Abdullah bin Ahmad bin Muhammad al-Baghdadi al-Azja’i datang kepada Syekh Abdul Qadir al-Jailani dan mengatakan bahwa putrinya yang berusia 16th, Fatimah yang sangat cantik, kemarin naik ke tingkat rumah, tapi tiba-tiba dia lenyap dari sana. Ketika Syekh Abdul Qadir al-Jailani mendengar hal ini, beliau menghiburnya dan mengatakan kepadanya agar tidak perlu khawatir. Sang Wali Agung kemudian memerintahkan dia untuk pergi ke sebuah hutan pada malam hari. Syekh Abdul Qadir al-Jailani menyatakan bahwa di dalam hutan dia akan melihat banyak gundukan pasir. Dia harus duduk di gundukan pasir keenam yang dilewatinya, dan harus membuat sebuah gambar lingkaran di sekeliling dirinya sambil berkata, “Bismillah,” dan kemudian berkata, “Abdul Qadir.” Syekh Abdul Qadir al-Jailani berkata, “Menjelang sepertiga malam terakhir kau akan melihat pasukan jin berlalu. Mereka tampak sangat mengerikan dan ganas, tetapi engkau tak perlu takut, engkau harus tetap duduk dan menunggu. Tepat pada saat cahaya matahari pertama tampak, raja jin yang paling berkuasa akan lewat, dan dia akan menghampirimu lalu menanyakan permasalahanmu. Jelaskanlah permasalahanmu kepadanya, dan katakan bahwa aku yang mengutusmu. Beritahukan kepada raja jin itu tentang putrimu yang hilang.” Syekh Muhammad al-Baghdadi berkata, “Aku mengerjakan apa yang Syekh Abdul Qadir al-Jailani perintahkan. Aku duduk di gundukan pasir tersebut dan menunggu. Setelah beberapa waktu, aku melihat pasukan jin dalam rupa-rupa yang mengerikan melintas. Mereka sangat marah kepadaku karena aku duduk di tengah-tengah jalannya, namun mereka tetap berlalu tanpa mengucap sepatah katapun, karena mereka tidak berani memasuki lingkaran tersebut. Pada waktu fajar, sang raja jin melintas, lalu menanyakan permasalahanku. Ketika aku mengatakan bahwa yang mengutusku adalah Syekh Abdul Qadir al-Jailani, maka dia segera turun dari kudanya dan berdiri dengan penuh hormat mendengarkan perkataanku, lalu dia mengutus para jin untuk mencari jin yang telah menculik putriku. Akhirnya, putrikupun kembali, dan jin yang telah menculik putriku itu dihukum oleh sang raja jin.” PENGAKUAN 360 WALI Abdullah al-Jubbai suatu kali berkata “Syekh Abdul Qadir al-Jailani memiliki seorang murid bernama Umar al-Hawali, dia meninggalkan Baghdad dan tinggal di tempat lain selama beberapa tahun. Ketika ia akhirnya kembali ke Baghdad, maka aku berkata kepadanya, “Sekian lama ini kamu berada di mana?” Dia menjawab, “Aku mengembara menyinggahi kota-kota di Suriah, Mesir, Persia, dan aku bertemu dengan tiga ratus enam puluh Syekh, yang kesemuanya adalah para wali Allah. Tidak ada seorangpun dari mereka yang tidak berkata, “Syekh Abdul Qadir al-Jailani adalah Syekh kami, dan merupakan pembimbing teladan kami menuju Allah Swt.” Syekh Hammad ad-Dabbas konon berkata, “Ketika Syekh Abdul Qadir al-Jailani yang pada waktu itu masih remaja, disebut dalam majelisnya “Aku melihat dua tanda di kepalanya, yang terpasang tegak di antara kebinatangan terendah dan kedaulatan tertinggi. Dan aku telah mendengar tentara kerajaannya memangil-mangilnya dengan suara yang keras lagi jelas pada cakrawala tertinggi. Semoga Allah meridhoinya.” Syekh Hammad ad-Dabbas kemudian berkata, “Kamu adalah penghulu para Arifin di zamanmu nanti. Panjimu tertancap kuat untuk dibentangkan, baik dari kawasan timur sampai kawasan barat. Pundak orang-orang di zamanmu akan tunduk di bawah kendalimu, dan kamu akan diangkat pada suatu tingkatan spiritual yang mengungguli semua orang yang sebaya denganmu.” BERSEMBUNYI DI BALIK MATAHARI Pengasuh Syekh Abdul Qadir al-Jailani menceritakan, bahwa sewaktu beliau masih kecil seringkali ketika dia menggendong sang Syekh, mendadak beliau sudah tidak ada lagi di tangannya. Dia mengatakan, bahwa kemudian dia melihat Syekh Abdul Qadir al-Jailani terbang ke langit dan bersembunyi di balik cahaya matahari. Ketika Syekh Abdul Qadir al-Jailani sudah dewasa, sang pengasuhnya mengunjunginya dan bertanya, apakah beliau masih sering melakukan hal yang dulu sewaktu kecil beliau lakukan. Kemudian Syekh Abdul Qadir al-Jailani menjawab, “Itu dulu ketika aku masih kecil, dan pada waktu itu aku masih lemah, maka aku bersembunyi di balik matahari, namun kini daya dan kekuatanku telah sedemikian besar, sehingga bila 1000 matahari dating, pasti mereka semua akan bersembunyi di balik diriku.” BERTEMU DENGAN NABI MUHAMMAD DAN DI LUDAHI Ini diriwayatkan oleh Syekh Abu Muhammad al-Juba’I, bahwasannya beliau Syekh Abdul Qadir al-Jailani berkata, “Aku suatu kali berjumpa dengan Rasulullah Saw. dalam penampakan ruhani sebelum waktu zuhur, dan beliau Saw. berkata kepadaku, “Wahai anakku terkasih, kenapa engkau tidak berbicara berdakwah kepada manusia?” Maka aku menjawab, “Wahai bapakku terkasih, aku adalah seorang Ajam bukan orang Arab, lalu bagaimana aku bisa berkata-kata dengan fasih di tengah-tengah orang Baghdad yang jelas mereka pandai berbahasa Arab.” Kemudian beliau Saw. Berkata, “Sekarang, bukalah mulutmu!” Maka aku membuka mulutku lebar-lebar, dan beliau meludahiku sebanyak tujuh kali. Kemudian beliau Saw. berkata kepadaku, “Kamu harus berdakwah kepada manusia sekarang, ajaklah mereka menuju jalan Allah dengan hikmah dan nasihat yang baik.” Aku kemudian menunaikan shalat zuhur, dan kemudian aku duduk setelah itu hendak berceramah, namun aku masih kehilangan kata-kataku. Kemudian aku melihat penampakan Sayidina Ali kwh., dan beliau berkata, “Bukalah mulutmu!” Aku lalu membuka mulutku, dan beliau meludahiku sebanyak enam kali, lalu aku bertanya kepada beliau, “Kenapa engkau tidak meludahiku sebanyak tujuh kali seperti halnya Rasulullah Saw. Melakukannya?” Beliau menjawab, “Sebagai adab penghormatanku kepada Rasulullah.” Setelah mengucapkan kata-kata itu, beliau pergi. BERDAKWAH DENGAN MELAYANG DI ANGKASA Al-Khatab, pembantu Syekh Abdul Qadir al-Jailani, berkata suatu hari ketika Syekh sedang memberikan ceramah, beliau tiba-tiba naik beberapa langkah ke angkasa dan beliau berkata, “Wahai Israil, berhentilah dan dengarkan kata-kata Sang Muhammad!” Kemudian beliau kembali ke tempat duduknya semula. Ketika beliau diminta untuk menjelaskan kejadian tersebut, beliau menjawab, “Abu al-Abbas al-Khidhir berada di atas sana. Tadi ia sedang melintasi majelis kita ini, maka aku memintanya berhenti dan berkata kepadanya apa saja yang aku dakwahkan kepada kalian semua.” BERGURU KEPADA NABI KHIDIR DAN MENDAPATKAN JUBAH Abu as-Sa’ud al-Huraimi mengisahkan, aku suatu kali mendengar tuan kami Syekh Abdul Qadir al-Jailani berkata “Aku tinggal di kawasan padang gersang Irak selama 25th, sebagai pengembara terasing. Aku tidak tau apa dan siapa saja makhluk yang mengikutiku, dan mereka juga tidak ingin tau aku. Yang selalu mengunjungiku adalah manusia-manusia dari alam gaib rijal al-Ghaib, sebangsa jin. Aku biasa mengajari mereka tentang jalan menuju Allah Swt. tarekat.” Aku juga dipertemukan dengan al-Khidhir ketika aku memasuki kota Irak untuk kali pertamanya, meskipun waktu itu aku tidak tau siapa dia sebenarnya, dan dia pernah berkata kepadaku bahwa aku tidak boleh menentangnya. Ketika kami mencapai sebuah kawasan, dia berkata kepadaku, “Duduklah dan tinggallah di sini,” maka aku duduk dan tinggal di tempat itu sebagaimana dia memerintahkanku. Selama kurun waktu tiga tahun penuh, dia akan datang kepadaku setiap tahunnya, dan dia berkata kepadaku, “Tetaplah tinggal di situ sampai aku kembali.” Segala pesona dunia serta daya tariknya selalu datang kepadaku dalam berbagai bentuk dan tipu muslihat. Setan-setan juga mendatangiku dalam berbagai wujud serta mengoda dengan keahliannya. Tidak sedikit dari setan-setan itu yang terlibat perkelahian denganku, tetapi Allah subhanahu wa ta’ala selalu menguatkanku dalam menghadapi mereka. Aku tinggal selama waktu yang lama di kawasan-kawasan gersang kota-kota Irak. Aku memaksa jiwa rendahku untuk melakukan tugas-tugas berat melalui metode disiplin spiritual. Kemudian aku menghabiskan waktu selama satu tahun dengan hanya makan dari sisa-sisa sampah tanpa minum air sedikitpun, kemudian selama satu tahun berikutnya sambil minum air. Kemudian selama satu tahun penuh dengan hanya minum air, tetapi tanpa menyantap apapun, dan di tahun berikutnya aku tidak minum, tidak juga makan, dan tidak tidur sama sekali. Aku juga bermukim selama beberapa tahun di kawasan gersang nan tandus di sebuah daerah pinggiran kuno kota Baghdad, di mana satu-satunya sumber makananku adalah dedaunan lontar. Pada setiap awal tahun, seseorang akan datang kepadaku dengan mengenakan jubah yang terbuat dari wol. Aku sudah memasuki seribu lebih kondisi wujud yang berbeda-beda, dengan tujuan untuk membebaskan diri dari dunia milik kalian ini, dan keadaan yang menimpaku itu hanya dapat dipandang sebagai bentuk ketololan, kegilaan, dan ketidakwarasan. Aku biasa berjalan tanpa alas kaki, melewati onak duri, kerikil tajam, dan tempat-tempat berbahaya sejenisnya. Tidak pernah sekalipun jiwa rendahku menang atas diriku, tidak juga ada satupun kemilau dunia yang mampu menggodaku”. Beliau, al-Khidhir, datang kepadaku untuk memberikan suatu ujian, sebagaimana ia telah menguji para wali-wali Allah yang lain sebelumku. Dia menyingkap kepadaku rahasia dari wujudnya dengan cara menampakkan wawasan menuju materi-materi yang aku dapatkan bersamanya, kemudian aku berkata kepadanya, “Wahai Khidhir, jika benar engkau pernah berkata pada Musa kamu tidak akan pernah dapat bersabar bersamaku, maka sekarang aku akan katakan kepadamu, “Wahai Khidhir, bahwa kamu tidak akan pernah bersabar bersamaku, kamu seorang Israili, sementara aku adalah seorang Muhammadi, inilah kita, kamu dan aku, dan ini adalah bola polonya, celanaku masih terikat kuat dan pedangku belum disarungkan.” Beliau juga berkata, “Selama sebelas tahun aku membetahkan diriku tinggal direruntuhan benteng yang saat ini disebut menara Persia. Tempat itu menjadi pemukiman panjangku. Di tempat itu aku membuat perjanjian dengan Allah Swt. bahwa aku tidak akan pernah makan sampai akhirnya ada yang menyediakan makanan buatku, dan aku tidak akan pernah minum sampai ada yang memberiku sarana untuk memuaskan dahagaku. Kemudian aku tinggal di situ selama empat puluh hari tanpa makan dan minum. Pada hari keempat puluh, datang seorang laki-laki membawa sepotong roti dan beberapa makanan, dia meletakannya di depanku dan segera beranjak pergi meninggalkanku sendiri. Nafsuku kemudian cepat-cepat memaksakan keinginan untuk menyambar makanan tersebut, maka aku katakana, “Demi Allah, makanan ini tidak sejalan dengan perjanjian yang aku ikrarkan kepada Allah,” kemudian di dalam batinku aku mendengar suara yang keras dan berteriak, “Lapar!” tapi aku tetap menolak untuk menurutinya. Kebetulan pada saat itu Syekh Abu Sa’id al-Makarimi melintas di depanku dan mendengar suara teriakan itu, lalu ia mendekatiku dan bertanya kepadaku, “Apa arti teriakan tadi, wahai Abdul Qadir al-Jailani?” Aku menjawab, “Tadi itu hanyalah bisikan jiwa rendahku, seperti halnya ruh, ia akan reda dengan sendirinya.” Kemudian ia berkata kepadaku, “Datanglah ke gerbang Al-Azaj.” Lalu ia pergi meninggalkanku, dan aku berkata kepada diriku sendiri, “Aku tidak akan pernah meninggalkan tempat ini, kecuali Tuhan sendiri yang memerintahkanku.” Kemudian al-Khidhir datang kepadaku dan berkata, “Bangunlah dan pergilah ke Abu Sa’id al-Makarimi.” Maka akupun bergegas pergi, dan di sana aku menjumpainya sedang berdiri di depan rumahnya tengah menanti kedatanganku. “Wahai Abdul Qadir al-Jailani,” katanya kepadaku, “Apakah belum cukup bagiku ketika aku katakana, “Datanglah kepadaku,” kemudian ia menganugerahkan jubah sufi dengan tangannya sendiri, dan semenjak saat itu, aku dengan tekun membaktikan diriku kepadanya, dan menjadi muridnya yang rajin. MENGISLAMKAN PENDETA BAGHDAD Dikisahkan bahwa ada seorang pendeta yang sangat pintar dan berpengaruh di kota Baghdad yang hidup di zaman Tuan Sulthan Aulia Sayyidi Syaikh Abdul Qadir al Jailani Ra. Pendeta itu juga mempunyai banyak pengikut. Ia mempunyai pengetahuan yang luas. Tidak hanya ilmu tentang agamanya. tetapi bahkan tentang agama Islam. Ia mengetahui seluruh isi Al Quran dan sangat menghormati Baginda Nabi Muhammad Khalifah pimpinan pemerintahan Islam saat itu pun juga menghormati pendeta tersebut dan berharap agar nanti sang pendeta mendapatkan hidayah ALLAH untuk masuk ke agama Islam beserta jama'ah pengikutnya. Sebenarnya pendeta itu sangat ingin masuk Islam. Hanya saja dia meragukan akan peristiwa Isra Mi'raj nya Nabi Muhammad. Ia meragukan bahwa peristiwa itu terjadi dengan ruh beserta jasad Beliau Perjalanan dari Mekkah ke Yerusalem di Palestina pada masa itu apabila ditempuh naik kuda atau unta pun akan memakan waktu sekian lamanya. Belum lagi berita bahwa kemudian Baginda Rasulullah naik ke tujuh lapis langit dan menyaksikan beberapa hal serta menerima perintah agama. Rasulullah diperlihatkan surga, neraka dan bertemu ALLAH yang menyampaikan 9000 kata. Menurut kabar, saat Rasulullah selesai melakukan perjalanan Isra' wal Mi'raj lalu pulang ke rumahnya di Mekkah, kasur beliau masih terasa hangat. Bahkan daun yang tersentuh sewaktu berangkatpun belum berhenti bergoyang. Akal pendeta itu tidak bisa menerima akan peristiwa Isra Mi'raj Baginda Nabi Saw. Khalifah Amirul Mukminin di Baghdad akhirnya mengundang para arif bijaksana dan para alim ulama serta para syaikh guru besar yang mulia untuk meyakinkan akan pendeta tersebut tentang Isra Mi'raj. Namun tak ada yang mampu. Kemudian suatu sore, khalifah memohon kepada hadrah yang mulia, Tuan Syaikh Abdul Qadir al Jailani untuk meyakinkan si pendeta dan menjelaskan akan kebenaran peristiwa Isra Mi'raj. Ketika Tuan Syaikh Abdul Qadir datang ke istana khalifah, sang pendeta dan khalifah sedang bermain catur. Saat sang pendeta mengangkat bidak catur, tiba-tiba matanya beradu pandang dengan Tuan Syaikh Abdul Qadir al Jilani. Kemudian sang pendeta memejamkan mata dalam sekejap. Saat membuka matanya, tiba-tiba dia sudah berada di sebuah sungai yang airnya sangat deras dan dia sedang terhanyut di dalamnya. Pendeta pun berteriak minta tolong dengan suara tinggi. Seorang pengembala arab muda yang kebetulan sedang menggembala di dekat sungai itu, segera melompat cekatan ke dalam sungai untuk menolong sang pendeta. Ketika pemuda itu memeluknya, sang pendeta sadar bahwa pakaiannya sedang terlepas sedangkan dirinya melihat fisiknya sendiri sekarang berubah menjadi seorang gadis. Si pemuda pengembala itu menariknya keluar sungai dan menanyakan asal usulnya serta alamat si gadis alias sang pendeta. Gadis itu pun mengatakan bahwa ia berasal dari kota Baghdad. Pengembala mengatakan bahwa perlu waktu berbulan- bulan untuk sampai menuju kota Baghdad. Pemuda pengembala itu menjaganya, menghormatinya dan menyayanginya. Karena tidak ada tempat untuk tinggal, terpaksa pendeta yang telah berubah wujudnya menjadi gadis itu pun ikut ke rumah pengembala muda dan akhirnya mereka menikah. Sekian lama mereka menikah, mereka pun mempunyai 3 orang anak. Suatu hari saat isteri pengembala itu alias sang pendeta hendak mencuci pakaian di tepi sungai yang dulu pernah menghanyutkannya. Lama dia amati sungai itu hingga tak sadar dia pun tergelincir jatuh ke air sungai. Seketika itu pula sang pendeta tersadar dan membuka matanya. Ia dapati dirinya lagi sedang duduk di hadapan Khalifah bermain catur dan berpandangan mata dengan Hadrah Tuan Asy Syaikh Abdul Qadir al Jailani Ra yang berkata kepada pendeta "Wahai pendeta yang malang. Apakah engkau belum mau mengakui tentang Isra Mi'raj?" Pendeta yang masih ragu itu menganggap apa yang dialaminya baru saja hanyalah mimpi belaka, yang entah bagaimana bisa hadir dalam sekejap selama ia matanya terpejam ketika berkedip tadi. "Apa yang Tuan maksud?" kata pendeta tersebut. "Apakah engkau ingin bertemu dengan suami dan ke tiga anakmu ?" tanya tuan Syekh sambil membuka pintu istana. Tampaklah di depan Istana telah berdiri seorang pria dan ketiga orang anaknya. Pria itu adalah pengembala dalam "mimpinya". Pengembala yang menjadi suami dan ayah dari ketiga anaknya. Mengalami terjadi peristiwa itu, sontak sang pendeta pun masuk Islam dan menyatakan akan kebenaran peristiwa Isra Mi' raj Baginda Nabi Muhammad dan bersyahadat dengan dibimbing oleh Tuan Hadrah Sulthanul Auliya Syaikh Abdul Qodir Al Jailani. Bapak dari seluruh wali ALLAH Subhanahu wa Ta'ala. SAAT KEHABISAN BEKAL DAN KELAPARAN Syekh Abdul Qodir Al Jaelani pernah mengalami musim paceklik di Baghdad. Saat itu ulama yang menganut madzhab Imam Ahmad ini sampai memakan sisa-sisa makanan di tempat sampah. Dalam keadaan yang sangat lapar beliau keluar untuk mencari makanan. Namun setiap sampai ke tempat sampah, selalu ada orang lain yang mendahuluinya. Jika Syekh Abdul Qodir Jaelani melihat orang-orang fakir berebut di tempat sampah, maka beliau memilih meninggalkan tempat itu. Dan hal itu terus berlaku saat menemui tempat pembuangan, dan Syekh Abdul Qodir Jaelani akhirnya tidak memperoleh makanan. Beliau akhirnya berjalan hingga sampai di Masjid Yasin di Baghdad, karena sudah tidak mempu lagi melanjutkan perjalanan karena lapar, dan memilih duduk di dekat masjid tersebut. Disaat yang sama datanglah seorang pemuda ke masjid dengan membawa roti, dia duduk dan mulai makan. Karena rasa lapar yang menusuk, setiap pemuda itu mengambil suapan maka Syekh Abdul Qodir Jaelani ingin membuka mulut, meski beliau terus berusaha menahannya. Akhirnya pemuda itu pun menoleh ke arah Syekh Abdul Qodir Jaelani seraya mengatakan,”Bismillah ya Syech”, dengan maksud ingin memberi suapan kepada Syekh Abdul Qodir Jailani. Syekh Abdul Qodir Jaelani menolak, namun pemuda itu terus-menerus memaksa, hingga akhirnya Syekh Abdul Qodir Jaelani memakan sedikit dari apa yang diberikan. Setelah itu si pemuda pun bertanya,”Siapa engkau, apa pekerjaanmu, dari mana engkau?” Syekh Abdul Qodir Jaelani pun menjawab,”Saya pencari ilmu dari negeri Jilan”. Si pemuda pun membalas,”Saya juga dari Jilan. Apakah engkau mengenal seorang pemuda dari Jilan yang namanya Abdul Qadir cucu dari Abu Abdullah As Shuma’i yang ahli zuhud?” Syeikh Abdul Qadir pun menjawab,”Itu adalah saya”. Mendengar jawaban itu si pemuda pun terperangah, ”Demi Allah saya sampai di Bagdad dengan sisa-sisa uang yang saya memiliki dan saya telah mencari-cari dimana keberadaanmu namun tidak ada seorang pun yang bisa memberikan petunjuk. Sampai akhirnya uang saya habis hingga 3 hari saya tidak makan. Dengan terpaksa saya menggunakan uang yang dititipkan untukmu untuk membeli roti ini. Makanlah sesungguhnya ia milikmu.” Syekh Abdul Qadir Jailani pun bertanya, apa yang sebenarnya terjadi. Pemuda itu pun menjelaskan bahwa ibu Syekh Abdul Qodir Jaelani telah menitipkan kepadanya 9 dinar untuk disampaikan kepada Syekh Abdul Qodir Jaelani. Dan uang itu pun sudah berkurang untuk dibelikan roti. Syekh Abdul Qodir Jaelani pun merelakannya dan memberikan kepada pemuda itu sisa roti serta sebagian dinar. Dzail Thabaqat Al Hanabilah, 1/298 Meski menolak untuk meminta-minta, Syekh Abdul Qodir Jaelani tetap memperoleh rezeki bahkan di saat yang sama beliau malah memberikan sedekah kepada orang lain. “Yang juga perlu dicontoh adalah sifat Syekh Abdul Qodir Jaelani yang selalu mengutamakan orang lain, sehingga Allah Swt pun mencukupi rezekinya.” DI UJI SE EKOR ULAR Pada suatu hari di majlis asy-Sayikh Abdul Qodir al-Jilani berserta murid-muridnya yang lain. Tiba-tiba, muncul seekor ular besar di pangkuan asy-Syaikh. Maka orang ramai yang hadir di majlis itu pun berlari tunggang langgang, ketakutan. Tetapi asy-Syaikh al-Jilani hanya duduk dengan tenang saja. Kemudian ular itu pun masuk ke dalam baju asy-Syaikh dan telah merayap-rayap di badannya. Setelah itu, ular itu telah naik pula ke lehernya. Namun, asy-Syaikh masih tetap tenang dan tidak berubah keadaan duduknya. Setelah beberapa waktu berlalu, turunlah ular itu dari badan asy-Syaikh dan ia telah seperti bicara dengan asy-Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani . Setelah itu, ular itu pun ghaib. Kami pun bertanya kepada asy-Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani tentang apa yang telah dipertuturkan oleh ular itu. Menurut beliau ular itu telah berkata bahwa dia telah menguji wali-wali Allah yang lain, tetapi dia tidak pernah bertemu dengan seorang pun yang setenang dan sehebat asy-Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani . MENGHIDUPKAN SEEKOR BURUNG Pada suatu hari, ketika asy-Syaikh sedang mengajar murid-muridnya di dalam sebuah majlis, seekor burung telah terbang di udara di atas majlis itu sambil mengeluarkan satu bunyi yang telah mengganggu majlis itu. Maka asy-Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani pun berkata, “Wahai angin, ambil kepala burung itu.” Seketika itu juga, burung itu telah jatuh ke atas majlis itu, dalam keadaan kepalanya telah terputus dari badannya. Setelah melihat keadaan burung itu, asy-Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani pun turun dari kursi tingginya dan mengambil badan burung itu, lalu disambungkan kepala burung itu ke badannya. Kemudian asy-Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani telah berkata, “Bismillaahirrahmaanirrahim.” Dengan serta-merta burung itu telah hidup kembali dan terus terbang dari tangan asy-Syaikh. Maka takjublah para hadirin di majlis itu karena melihat kebesaran Allah yang telah ditunjukkanNya melalui tangan asy-Syaikh. MENDOAKAN SEORANG WALI Diriwayatkan, pada zaman Syekh Abdul Qodir, ada seorang wali yang telah dilepas pangkat kewaliannya. Ia minta pertolongan kepada rekan-rekannya sesama wali memohon kepada Alloh SWT. agar ia dapat diangkat kembali mendapatkan pangkat kewaliannya. Wali rekannya itu berkata "Saya sudah berusaha berdo'a memohon kepada Alloh SWT. agar dapat diangkat kembali pangkat kewalianmu, bahkan menurut anggapan saya persoalan ini tidak diterima oleh Alloh SWT., dan saya dianjurkan sebaiknya meminta pertolongan dan syafa'at Syekh, supaya beliau berdo'a memohon kepada Alloh SWT. agar dapat dikembalikan pangkat kewalianmu itu". Kemudian Syekh dapat menerima usulan mereka, lalu beliau berdo'a, sementara itu datang sabda Alloh "Sudah banyak para wali yang berdo'a mereka mohon supaya dikembalikan lagi pangkat seorang wali yang sudah dicopot itu. Untuk hal ini kamu jangan minta syafaat baginya". Mendengar sabda itu lalu Syekh mengambil sajadah berangkat menuju suatu lapangan. Pada waktu beliau akan melangkahkan kaki, terdengar ada yang memanggil dari alam ghaib "Wahai Ghoutsul A'dhom Abdul Qodir, bagi orang itu dan seribu orang yang senasib dengan dia, Ku ampuni dosanya". Dan langkah kaki yang kedua terdengar lagi suara yang bersabda "Bagi orang itu dan duaribu orang yang senasib dengan dia". Dan pada waktu akan memijakkan langkah kaki yang ketiga kembali terdengar "Bagi dia dan tigaribu orang yang senasib dengan dia, dosanya Ku ampuni, disebabkan karena pangkat kewalianmu dan kedudukanmu". Syekh mengucapkan terimakasih kepada Alloh SWT. atas anugerah yang telah diterima. Berkat karomah dan syafaat Syekh, wali yang dilepas pangkatnya itu dapat diterima kembali. MENGALAHKAN PEROMPAK Pada 3 hari bulan Safar, kami berada di sisi asy-Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani Pada waktu itu, asy-Syaikh sedang mengambil wudu dan memakai sepasang terompah. Setelah selesai menunaikan solat dua rakaat, dia telah bertempik dengan tiba-tiba, dan telah melemparkan salah satu dari terompah-terompah itu dengan sekuat tenaga sampai tak nampak lagi oleh mata. Selepas itu, dia telah bertempik sekali lagi, lalu melemparkan terompah yang satu lagi. Kami yang berada di situ, telah melihat dengan ketakjubannya, tetapi tidak ada seorang pun yang telah berani menanyakan maksud semua itu. Dua puluh tiga hari kemudian, sebuah kafilah telah datang untuk menziarahi asy-Syaikh Abdul Qadir al-Jilany. Mereka yakni para anggota kafilah itu telah membawa hadiah-hadiah untuknya, termasuk baju, emas dan perak. Dan yang anehnya, termasuk juga sepasang terompah. Apabila kami amat-amati, kami lihat terompah-terompah itu adalah terompah-terompah yang pernah dipakai oleh asy-Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani pada satu masa dahulu. Kami pun bertanya kepada ahli-ahli kafilah itu, dari manakah datangnya sepasang terompah itu. Inilah cerita mereka Pada 3 haribulan Safar yang lalu, ketika kami sedang di dalam satu perjalanan, kami telah diserang oleh satu kumpulan perompak. Mereka telah merampas kesemua barang-barang kami dan telah membawa barang-barang yang mereka rampas itu ke satu lembah untuk dibagi-bagikan di antara mereka. Kami pun berbincang sesama sendiri dan telah mencapai satu keputusan. Kami lalu menyeru asy-Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani agar menolong kami. Kami juga telah bernazar apabila kami sudah selamat, kami akan memberinya beberapa hadiah. Tiba-tiba, kami terdengar satu jeritan yang amat kuat, sehingga menggegarkan lembah itu dan kami lihat di udara ada satu benda yang sedang melayang dengan sangat laju sekali. Beberapa waktu kemudian, terdengar satu lagi bunyi yang sama dan kami lihat satu lagi benda seumpama tadi yang sedang melayang ke arah yang sama. Selepas itu, kami telah melihat perompak-perompak itu berlari lintang-pukang dari tempat mereka sedang membagi-bagikan harta rampasan itu dan telah meminta kami mengambil balik harta kami, karena mereka telah ditimpa satu kecelakaan. Kami pun pergi ke tempat itu. Kami lihat kedua orang pemimpin perompak itu telah mati. Di sisi mereka pula, ada sepasang terompah. Inilah terompah-terompah itu. MEMINDAHKAN MANUSIA Pada mulanya aku memang tidak suka kepada asy-Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani. Walaupun aku merupakan seorang saudagar yang paling kaya di kota Baghdad waktu itu, aku tidak pernah merasa tenteram ataupun berpuas hati. Pada suatu hari, aku telah pergi menunaikan solat Jum’at. Ketika itu, aku tidak mempercayai tentang cerita-cerita karomah yang dikaitkan pada asy-Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani. Sesampainya aku di masjid itu, aku dapati beliau telah ramai dengan jamaah. Aku mencari tempat yang tidak terlalu ramai, dan kudapati betul-betul di hadapan mimbar. Di kala itu, asy-Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani baru saja mulai untuk khutbah Jumaat. Ada beberapa perkara yang disentuh oleh asy-Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani yang telah menyinggung perasaanku. Tiba-tiba, aku terasa hendak buang air besar. Untuk keluar dari masjid itu memang sukar dan agak mustahil. Dan aku dihantui perasaan gelisah dan malu, takut-takut aku buang air besar di sana di depan orang banyak. Dan kemarahanku terhadap asy-Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani pun bertambah dan memuncak. Pada saat itu, asy-Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani telah turun dari atas mimbar itu dan telah berdiri di hadapanku. Sambil beliau terus memberikan khutbah, beliau telah menutup tubuhku dengan jubahnya. Tiba-tiba aku sedang berada di satu tempat yang lain, yakni di satu lembah hijau yang sangat indah. Aku lihat sebuah anak sungai sedang mengalir perlahan di situ dan keadaan sekelilingnya sunyi sepi, tanpa kehadiran seorang manusia. Aku pergi membuang air besar. Setelah selesai, aku mengambil wudlu. Apabila aku sedang berniat untuk pergi bersolat, dan tiba-tiba diriku telah berada ditempat semula di bawah jubah asy-Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani. Dia telah mengangkat jubahnya dan menaiki kembali tangga mimbar itu. Aku sungguh-sungguh merasa terkejut. Bukan karena perutku sudah merasa lega, tetapi juga keadaan hatiku. Segala perasaan marah, ketidakpuasan hati, dan perasaan-perasaan jahat yang lain, semuanya telah hilang. Selepas sembahyang Jum’at berakhir, aku pun pulang ke rumah. Di dalam perjalanan, aku menyadari bahwa kunci rumahku telah hilang. Dan aku kembali ke masjid untuk mencarinya. Begitu lama aku mencari, tetapi tidak aku temukan, terpaksa aku menyuruh tukang kunci untuk membuat kunci yang baru. Pada keesokan harinya, aku telah meninggalkan Baghdad dengan rombonganku karena urusan perniagaan. Tiga hari kemudian, kami telah melewati satu lembah yang sangat indah. Seolah-olah ada satu kuasa ajaib yang telah menarikku untuk pergi ke sebuah anak sungai. Barulah aku teringat bahwa aku pernah pergi ke sana untuk buang air besar, beberapa hari sebelum itu. Aku mandi di anak sungai itu. Ketika aku sedang mengambil jubahku, aku telah temukan kembali kunciku, yang rupa-rupanya telah tertinggal dan telah tersangkut pada sebatang dahan di situ. Setelah aku sampai di Baghdad, aku menemui asy-Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani dan menjadi anak muridnya. BERADA DI BERBAGAI TEMPAT DALAM WAKTU BERSAMAAN Diriwayatkan pada suatu hari di bulan Romadhon, Syekh Abdul Qodir diundang berbuka puasa oleh murid-muridnya sebanyak tujuh puluh orang di rumahnya masing-masing. Mereka berkeinginan agar Syekh berbuka puasa dirumahnya. Mereka tidak mengetahui bahwa diantara mereka masing-masing mengundang Syekh untuk berbuka puasa pada waktu yang bersamaan. Tiba waktunya berbuka puasa bertepatan Syekh berbuka puasa di rumah beliau, detik itu pula rumah muridnya yang tujuhpuluh orang itu masing-masing dikunjunginya dan berbuka puasa tepat dalam waktu yang bersamaan. Peristiwa ini di kota Baghdad sudah masyhur terkenal di kalangan masyarakat, dan sudah menjadi bibir masyarakat dalam setiap pembicaraan dan pertemuan. MENGETAHUI TIPU DAYA IBLIS Pada suatu hari, Syekh Abdul Qodir Al-Jaelani berjalan-jalan dengan beberapa muridnya di padang pasir. Waktu itu hari sangat panas, dan mereka sedang berpuasa. Oleh itu mereka merasa letih dan dahaga. Tiba-tiba, sekumpulan awan muncul, yang melindungi mereka dari panas terik matahari. Setelah itu, sebatang pohon kurma dan sebuah kolam air muncul di hadapan mereka. Mereka telah terpesona. Kemudian satu cahaya besar yang berkilauan, telah muncul dari celah awan di hadapan mereka dan kedengaranlah satu suara dari dalamnya yang telah berkata, “Wahai Abdul Qadir, akulah Tuhanmu. Makan dan minumlah, karena pada hari ini, telah aku halalkan untuk engkau apa yang telah aku haramkan untuk orang-orang lain.” Syekh Abdul Qodir Al-Jaelani pun melihat ke arah cahaya itu dan berkata, “Aku berlindung dengan Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.” Tiba-tiba, cahaya, pohon kurma dan kolam itu semuanya hilang dari pandangan mata. Maka kelihatanlah Iblis di hadapan mereka dengan bentuk rupanya yang asli. Iblis bertanya, “Bagaimanakah engkau dapat mengetahui itu sebenarnya adalah aku?” Syekh Abdul Qodir Al-Jaelani menjawab, “Syariat itu sudah sempurna, dan tidak akan berubah sampai Hari Kiamat. Allah Swt tidak akan mengubah yang haram kepada yang halal, walaupun untuk orang-orang yang menjadi pilihan-Nya wali-Nya.” Maka Iblis pun berkata lagi untuk menguji Syekh Abdul Qodir Al-Jaelani “Aku telah mampu menipu 70 kaum dari golongan As-Salikin yakni orang-orang yang menempuh jalan kerohanian dengan cara ini ilmu yang engkau miliki lebih luas daripada ilmu mereka. Apakah hanya ini jumlah pengikutmu? Sudah sepatutnya semua penduduk bumi ini menjadi pengikutmu, karena ilmumu menyamai ilmu para nabi.” Syekh Abdul Qodir Al-Jaelani menjawab, “Aku berlindung dengan Allah Yang Maha Mendengar, Yang Maha Mengetahui, dari engkau. Bukanlah karena ilmuku aku terselamat, tetapi karena rahmat dari Allah Swt, Pengatur sekalian alam.” MEMBANTU MURIDNYA DARI AZAB KUBUR Diriwayatkan oleh Syaikh Ali Ghartsani yang mengatakan, bahwa Syaikh Abdul Qadir Jilani berkata, “Aku bertanya kepada malaikat penjaga neraka, Apakah ada sahabatku murid di dalam neraka ?” “Tidak seorang pun,” Jawab sang malaikat. “Demi keagungan Allah, hubunganku dengan para muridku bagaikan langit dan bumi. Jika para muridku tidak bagus, maka aku bagus. Demi keagungan Allah, aku tidak akan mengangkat kakiku dari hadapan Allah di hari kiamat, hingga dia memasukkan aku dan para muridku ke surga.” Bagaimana pendapatmu tentang orang yang menyebut namamu namun tidak mengambil bai’at darimu. Apakah dia termasuk muridmu ?” Tanya seseorang kepada beliau. Beliau ,menjawab, “Siapapun yang menyebut namaku atau menisbatkan sesuatu kepadaku maka Allah akan mengkatagorikannya sebagai muridku, walaupun penyebutan dan penisbatan tersebut dilakukan dengan kebencian”. “Orang Muslim yang lewat di depan pintu madrasahku akan diringankan Allah Azab hari akhir”, demikian yang dikatakan Syaikh Abdul Qadir. Kemudian datanglah seorang pria menghadap beliau dan berkata, “Tuanku, tadi malam aku bertemu dengan ayahku yang sudah meninggal dalam mimpi dan ia berkata kepadaku bahwa dia di azab di dalam kuburnya. Dia memintaku untuk menemui anda dan memintakan do’a untuknya”. “Pernahkah ayahmu lewat di depan pintu madrasahku ?” Tanya sang Syaikh “pernah,” Jawabnya. Beberapa hari kemudian pria tersebut kembali menghadap sang Syaikh dan berkata,”Tuanku, tadi malam aku bermimpi bertemu dengan ayahku. Kali ini ia tertawa, memakai pakaian berwarna hijau dan berkata kepadaku, “Azab kuburku telah diangkat berkat berkah Syaikh Abdul Qadir. Karena itu hendaknya engkau selalu mengikutinya.” Mendengar penuturan tersebut Syaikh Abdul Qadir berkata, “Allah telah memberikan janjinya kepadaku untuk meringankan azab setiap muuslim yang lewat di depan pintu madrasahku.” MENYEMBUHKAN WABAH PENYAKIT Para ulama meriwayatkan, pernah terjadi pada zaman Syekh Abdul Qodir telah berjangkit wabah penyakit tho'un / kolera sehingga ratusan ribu orang yang meninggal dunia. Berduyun-duyun masyarakat datang minta pertolongan kepada Syekh, beliau mengumukan kepada masyarakat "Barang siapa yang memakan rerumputan yang tumbuh di sekitar madrosahku, Alloh akan menyembuhkan penyakit yang diderita masyarakat". Karena terlalu banyak yang sakit dan rerumputan sebagai obat penangkal tidak cukup malah sudah habis, lalu Syekh mengumumkan lagi "Barang siapa yang meminum air madrosahku akan disembuhkan Alloh SWT." Mendengar pengumuman itu, para penderita penyakit, mereka beramai-ramai minum air yang ada di sekitar madrosah Syaikh, seketika itu juga mereka menjadi sembuh kembali, sehat wal'afiat. Penyakit tho'un yang mengganas segera lenyap. MENGHIDUPKAN TULANG AYAM Diriwayatkan, ada seorang perempuan datang menghadap Syekh Abdul Qodir mengantarkan anaknya untuk berguru pada Syekh, untuk mempelajari ilmu suluk, Syekh memerintahkan agar si anak harus belajar dengan tekun mengikuti cara-cara orang salaf dan ditempatkan di ruang kholwat. Beberapa hari kemudian si ibu selaku orangtua murid datang menengok anaknya dan dilihat tubuh anaknya itu menjadi kurus, makannya hanya roti kering dan gandum. Si ibu kemudian masuk keruang Syekh dan melihat di hadapannya tulang-tulang sisa makanan daging ayam yang sudah bersih. Ibu itu berkata "Menurut penglihatan saya Tuan Syekh makan dengan makanan yang serba enak. Sedang anak saya badannya kurus karena makanannya hanya bubur gandum dan roti kering, untuk hal itu apa maknanya sehingga ada perbedaan?". Mendengar pertanyaan itu lalu Syekh meletakkan tangannya di atas tulang-belulang ayam sambil bekata QUUMII BI IDZNILLAHI TA'ALA ALLADZI YUHYIL 'IDZOMA WA HIYA ROMIIM berdirilah dengan idzin Alloh yang menghidupkan tulang belulang yang sudah hancur. Lalu berdirilah tulang-belulang itu menjadi ayam kembali sambil berkokok Syekh berkata pula kepada orang tua anak itu "Kalau anakmu dapat berbuat seperti ini, maka ia boleh makan seenaknya asal yang halal". Ibu itu merasa malu oleh Syech dan mohon maaf atas prasangka yang buruk. Dengan keyakinan yang bulat, ibu itu menyerahkan anaknya kepada Syekh untuk dididik. MENGHENTIKAN HUJAN Syekh Ali bin Musafir menuturkan bersama ribuan orang lainnya,aku berkumpul untuk mendengarkan ceramah Syekh Abdul Qodir di tempat terbuka. Ketika ia berbicara,hujan turun lebat dan sebagian orang mulai meninggalkan majelis. Langgit tertutup awan pekat. Syekh Abdul Qodir lalu menengadahkan kepala dan tangannya seraya berdoa "Ya Allah,aku telah berusaha mengumpulkan manusia demi engkau,apakah engkau menjauhkan mereka dariku?" Tidak lama kemudian,hujan berhenti. Tak ada setetes air hujan yang turun hingga beliau selesai berceramah meskipun diluar tempat kami berkumpul hujan turun dengan derasnya. MENDOAKAN WANITA MEMILIKI 7 ANAK LAKI LAKI Dalam kitab Muntakhob Jawahiril Qolaid diriwayatkan, ada seorang perempuan datang menghadap Syekh Abdul Qodir, maksudnya ia mohon do'a restu dan karomah Syekh agar ia dikaruniai seorang anak yang menjadi dambaan hati buah pelerai lara. Lalu Syaikh melihat tulisannya di Lauhil Mahfudz, ternyata bagi perempuan itu tidak ada tulisan akan mempunyai anak. Disaat itu pula Syekh berdo'a kepada Alloh Yang Maha Berkuasa agar perempuan itu diberi dua orang anak. Selesai beliau berdo'a terdengar sabda Alloh "Bukankah kamu sudah melihat di Lauhil Mahfudz bahwa seorang anakpun tidak ada tulisannya bagi perempuan itu, dan sekarang malah kamu minta dua orang anak ?". Syekh berkata lagi "Saya mohon tiga anak". Dikala itu datang lagi sabda Alloh "Kamu sudah melihat di Lauhil Mahfudz ia tidak ada lukisannya seorang anakpun, kini kamu minta tiga anak". Syekh berkata lagi "Ya Alloh saya mohon empat orang anak". Demikian seterusnya permohonan Syekh bertambah meningkat sampai pada permohonan tujuh orang anak. Pada waktu sampai batas tujuh orang anak, datang sabda Alloh "Sekarang sudah cukup, jangan lebih dari tujuh, dan permohonan itu Ku-terima". Atas anugerah karunia itu lalu beliau bersujud syukur kepada Alloh Subhanahu Wa Ta'ala. Kemudian Syekh mencomot segumpal tanah, dan sedikit dari tanah itu diberikan kepada perempuan itu. Dengan mengharap barokahnya lalu perempuan itu membuat liontin mata kalung dari tanah itu yang dilapisi perak. Beberapa hari kemudian perempuan itu hamil, dan sampai masa sembilan bulan ia melahirkan bayi kembar siam tujuh bayi laki-laki semuanya dalam keadaan sehat dan selamat. Kian hari bayi itu menjadi besar dan meningkat menjadi anak- anak dewasa. Beberapa tahun kemudian, keyakinan perempuan itu menjadi berubah. Tercetus dalam bisikan hati perempuan itu prasangka buruk terhadap Syekh. Ia berkata sambil memegang perhiasan liontin mata kalung yang dipakai "Untuk apa gunanya tanah ini tiap hari selalu bergantung di bawah leherku, sekarang aku sudah punya anak,untuk apalagi kalung ini kupakai, tidak ada gunanya". Seusai ia berkata dalam hati nuraninya dengan spontanitas ketujuh anaknya itu mati. Melihat kejadian yang tidak terduga itu, segera perempuan itu berangkat menghadap Syekh sambil menangis tersedu-sedu dan bertobat mohon ampunannya karena jauh sebelumnya sudah berprasangka buruk kepada Syekh. Menerima pengaduan dan keluhan itu, Syekh berkata "Sekarang juga kamu cepat pulang, dan apa yang menjadi niat dan harapanmu itu akan diterima juga nanti". Setibanya dirumah dengan penuh cemas ternyata anaknya yang sudah mati, semuanya hidup kembali. WAFATNYA SYEKH ABDUL QODIR AL JAILANI Selain mewarisi banyak karya tulisan, Syekh Abdul Qadir meninggalkan beberapa buah nasehat kerafatannya. Akhir hayat Syekh Abdul Qadir Jaelani didahului dengan kondisi kesehatannya yang terus menurun. Kala itu putra-putranya menghampiri dan mengajukan beberapa pertanyaan. "Berilah aku wasiat, wahai ayahku. Apa yang bisa aku kerjakan seikiran ayah nanti? ”Tanya putra sulungnya, Abdul Wahab. ”Engkau harus senantiasa bertaqwa kepada Allah. Jangan takut kepada semua, kecuali Allah. Setiap kebutuhan mintalah kepada-Nya. Jangan berpegang selain untuk tali-Nya. Carilah segalanya dari Allah, ”jawab sang ayah. "Aku diumpamakan seperti batang yang tanpa kulit," sambung Syekh Abdul Qadir Jaelani. "Menjauhlah kamu dari sisiku sebab yang bersamamu itu hanya sebatas tubuh lahiriah saja, sementara selain kamu, aku bersama dengan batinku." Putra lainnya, Abdul Azis, bertanya tentang keadaannya. “Jangan bertanya tentang apapun dan uang kepadaku. Aku sedang kembali dalam ilmu Allah, ”sahut Syekh Abdul Qadir. Ketika ditanya Abdul Jabbar, putranya yang lain, "Apakah yang dapat ayahanda rasakan dari tubuh ayahanda?" Syekh Abdul Qadir Jawab, "Seluruh anggota tubuhku terasa sakit kecuali hatiku. Bagaimana dia bisa sakit, sedang ia benar-benar bersama dengan Allah. ” ”Mintalah tolong kepada Tuhan yang tiada tuhan yang wajib disembah kecuali Dia. Dialah Dzat Yang Maha Hidup, DAt Yang Tidak akan Mati, tidak pernah takut karena kehilangannya. ”Kematian pun segera menghampiri Syekh Abdul Qadir Jaelani. Syekh Abdul Qadir Jaelani menghembuskan nafas terakhir di Baghdad, Sabtu ba'da maghrib, 9 Rabiul Akhir 561 H atau 15 Januari 1166 M, pada tahun 88 tahun. Dunia berduka atas kepulangannya, tetapi generasi penerus hingga sekarang tetap setia melanjutkan ajaran dan perjuangannya. Perilaku semasaanggungan membuat banyak orang yang merasa kehilangan wafat, pribadi yang sangat sederhana dan lebih mementingkan orang-orang di sekitarnya dari pada diri sendiri. WALLOHUA'LAM BISSHOWAB Itulah sedikit kisah mengenai Karomah/Kesaktian Syekh Abdul Qodir Al Jailani, semoga bermanfaat bagi kita semua. Jika ada Kekeliruan silahkan beri kami masukkan dengan berkomentar di bawah ini. RIWAYAT HIDUP SYEKH ABDUL JABAR INILAH CIRI MASYARAKAT KITA,SELALU TAWADU'MENGHARGAI JASA JASA PARA WALIULLAH. Abdurrahim Izuddin dalam buku Mbah Jabbar Leluhur dan Dzuriyyahnya 2009 menyatakan bahwa Mbah Jabbar atau Syekh Abdul Jabbar nama aslinya adalah Pangeran Kusumoyudo. Beliau seorang yang berdarah bangbangsawan, khususnya dari raja-raja Jawa, seperti Raja Brawijaya Raja Majapahit, Raden Patah Raja Demak Bintoro I, Sultan Trenggono Raja Demak Bintoro II, Sultan Hadiwijoyo/Joko Tingkir Raja Kerajaan Pajang I, dan Pangeran Benowo Raja Kerajaan Pajang III. Dilihat dari nasab keturunan, baik dari jalur kakek maupun nenek, keduanya masih keturunan raja Brawijaya V yakni Adipati Joyodiningrat. Oleh karenanya beliau disebut “Pangeran”. Manuskrip Gresik mencatat, Sultan Hadiwijoyo Joko Tingkir mempunyai dua orang putera yang sama-sama diberi nama Pangeran Benowo. Akan tetapi Pangeran Benowo I lebih dikenal dengan nama Pangeran Selarong. Sedangkan Pangeran Benowo II dikenal luas dengan nama Pangeran Benowo I bukanlah anak kandung. Dia adalah anak angkat Sultan Hadiwijoyo dengan nama asli Sutowijoyo atau Senopati. Dialah yang kelak menjadi raja Mataram pertama. Nama Selarong sendiri adalah gelar yang diberikan Sultan Hadiwijoyo kepadanya. Dari Pangeran Benowo II inilah Mbah Jabbar lahir. Beliau mempunyai empat orang saudara, satu puteri dan empat putera. Anak pertama perempuan bernama Ratu Emas/Mas, anak ke-2 Pangeran Pringgodani yang berjuluk KyaiPengging, yang ke-3 Pangeran Pringgokusumo berjuluk Kyai Mojo, anak ke-4 Pangeran DadungKusumo, sedangkan anak terakhir bernama Pangeran Sumoyudo alias Mbah Jabbar. Syekh Abdul Jabbar adalah keturunan Pangeran Benowo. Tempat dan tanggal kelahirannya tidak diketahui secara pasti, karena tidak adanya bukti “autentik” yang tercatat dalam manuskrip maupun buku-buku sejarah Jawa. Akan tetapi dilihat dari masa kehidupan leluhurnya Pangeran Benowo, dapat diperkirakan ia lahir di Pajang wilayah Surakarta. Hal ini diperkuat dengan adanya folklore lisan cerita rakyat yang beredar dikalangan masyarakat Jojogan dan sekitarnya, bahwa sampainya Syekh Abdul Jabbar di Jojogan karena “pelarian” dari Pajang akibat kalah perang dengan penjajah Belanda. Jika benar Syekh Abdul Jabbar “lari” dari Pajang maka dapat diperkirakan saat itu tahun 1628 atau 1629. Ini didasarkan pada tahun penyerangan Mataram ke Batavia, pusat VOC. Apalagi menurut Agus Sunyoto, peneliti dan penulis sejarah, Kerajaan Mataram pernah mempunyai seorang utusan yang bernama Pangeran Sumoyudo. Hal ini diperkuat dengan adanya informasi bahwa beliau hidup sezaman atau lebih muda sedikit dengan Mbah Sambu Lasem, sedangkan Mbah Sambu hidup sezaman dengan bupati Lasem ke-14, Adipati Tejo Kusumo I yakni sekitar tahun 1585-1632. Selain dikenal sebagai waliullah, juga panglima perang dan musuh besar Kompeni duri beliau adalah duri dalam daging’ bagi Pemerintah Belanda, sehingga pada suatu saat terjadilah pertempuran yang sangat sengit antara keduanya. Akan tetapi beliau mengalami kekalahan kemudian “lari” dari Pajang menuju daerah Nglirip, Jojogan, Tuban. Di tempat ini beliau tinggal di rumah seorang tokoh dan ahli ilmu kanuragan bernama Mbah Sarkowi atau lebih dikenal dengan Mbah sinilah babak baru kehidupan Syekh Abdul Jabbar dimulai. Syekh Abdul Jabbar menjadikan Jojogan sebagai pusat aktifitasnya. Salah satu tempat tersebut bernama Kedung Banteng. Menurut cerita lisan yang berkembang di masyarakat Jojogan, Kedung Banteng adalah gudang persenjataan pusaka dan tem­pat penyimpanan barang-barang kerajaan. Tempat ini terletak di dalam hutan di pinggir kali/kedung, sebelah utara air Sumber Krawak. Konon tempat ini juga digunakan sebagai pertapaan dan markas agresi Syekh Abdul Jabbar melawan Kompeni Belanda. Tempat ini menjadi bukti sejarah bahwa Syekh Abdul Jabbar benar- benar seorang musuh besar dan buronan saat, untuk mengelabuhi kompeni beliau mengganti namanya menjadi Purboyo. Jadi, selain dikenal dengan nama Kusumoyudo dan Abdul Jabbar, di tempat ini beliau juga dikenal dengan Pangeran Purboyo. Beliau meninggal dan dimakamkan di bukit Nglirip, Jojogan. Makamnya diapit oleh kedua makam Isterinya. Diceritakan, sesaat setelah meninggal bau wangi menyeruak dari jasadnya, bau itu begitu harum hingga mengherankan bagi penduduk yang lebih ajaib lagi wangi itu tercium sampai luar Desa Jojogan, yakni daerah Senori, Tanggir, dan sekitarnya. Kisah berikut ini sudah masyhur di kalangan masyarakat Jojogan dan sekitarnya. Konon, Mbah Jabbar adalah murid dari Mbah Ganyong. Pada suatu hari muridnya ini meninggal dunia dan jasadnya berbau harum semerbak, lalu gurunya yang bernama Mbah Ganyong ini entah karena kebanggaannya atau kesombongan, mengatakan pada murid-murid yang lain serta penduduk di se­kitarnya, “Itu baru murid saya saja bisa harum semerbak seperti itu, apalagi kalau saya gurunya yang mati, mesti akan lebih harum lagi,” kata Mbah Ganyong. Rentang satu minggu kemudian, Mbah Ganyong ini meninggal dunia, dan anehnya jasadnya berbau amis menyengat dan membusuk. Maka oleh murid-muridnya dan penduduk sekitar jasad Mbah Ganyong dilempari batu, hingga lemparan batu itu menumpuk menutupi seluruh jasad Mbah Ganyong. Sehingga sekaligus membentuk punden tumpukkan batu sebagai makam Mbah cerita ini, para kyai di sekitar situ memilih untuk ber-husnudhon. Menurut mereka cerita ini hanyalah contoh bahwa ketakaburan itu jelek yang tidak patut dilakukan oleh seorang muslim. Sedangkan Mbah Ganyong tetaplah seorang waliullah. Haul Syekh Abdul Jabbar pertama kali diadakan pada tahun 1964. Orang pertama yang memprakarsainya adalah Mbah Sholeh Ngerong, Rengel, Mbah Zaini Mruwut, Bojonegoro, dan Mbah Munthoha Padangan, Bojonegoro. Acara ini diselenggarakan setiap tahun, setiap tanggal 17 Muharram. Jika bertepatan dengan hari Jum’at, maka pelaksanaannya diundur hari berikutnyaSEMOGGA TULISAN INI MENAMBAH KEIMANAN KITA DAN MEMBERI MANFAAT BAHWA SEGALA SESUATU YANG BAIK AKAN BAIK PULA PADA AKHIRNYASALAM SANTUN ilmu n 1 pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala tertentu di bidang pengetahuan itu dia memperoleh gelar doktor dalam - pendidikan; 2 pengetahuan atau kepandaian tentang soal duniawi, akhirat, lahir, batin, dan sebagainya;- padi, makin berisi makin runduk, pb makin banyak pengetahuan makin rendah hati; menunjukkan - kepada orang menetak, pb nasihat yang baik itu tidak berguna bagi orang yang tidak mau menggunakannya; - lintabung, ki bodoh tetapi sombong tentang seseorang;- administrasi ilmu tentang berbagai hasil pengalaman yang berhubungan dengan masalah pemerintahan, baik negara maupun swasta; - agama pengetahuan tentang ajaran sejarah dan sebagainya agama; teologi; - akaid pengetahuan tentang keyakinan dan kepercayaan; - akhirat pengetahuan mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan kehidupan di akhirat atau kehidupan sesudah manusia mati; - akhlak pengetahuan tentang tabiat ma-nusia; - alam pengetahuan tentang keadaan alam; - alat ilmu nahu dan saraf; - anatomi ilmu yang menguraikan organisme tumbuhan, binatang, atau manusia untuk mencapai pengertian tentang susunan dan fungsi bagian-bagiannya; - bahas bagian filsafat yang berkenaan dengan berpikir dan sebagainya; - bahasa penge-tahuan bersistem tentang ihwal bahasa tata bahasa; linguistik; - bangsa-bangsa pengetahuan tentang adat istiadat, kehidupan, dan sebagainya suatu bangsa suku bangsa dan sebagainya; etnologi; - bangun pengetahuan ukur-mengukur ruang dan sebagainya; - bangunan pengetahuan tentang membangun membuat rumah, gedung, jembatan, dan sebagainya; - batin pengetahuan mengenai jiwa dan segala yang gaib; ilmu suluk; - bayan pengetahuan tentang berbagai arti dan maksud yang termuat di dalam Alquran; - bedah pengetahuan tentang membedah mengoperasi bagian tubuh; - bentuk kata pengetahuan tentang bentuk kata tentang awalan, akhiran, dan sebagainya; morfologi; - bisnis ilmu perdagangan; ilmu berjual beli; - bumi pengetahuan untuk mengamati, meng-golong-golongkan, dan menganalisis perbedaan berbagai daerah di permukaan bumi; geografi; - burhani pengeta-huan yang diperoleh berdasarkan alasan ahli mantik; - cuaca ilmu iklim; - dagang pengetahuan tentang berniaga; - daruri pengetahuan yang sewajarnya karena sudah jelas dan tidak di-perlukan alasan atau akliah mantikiah; - dasar ilmu tentang asas-asas hal yang diteliti; - dunia pengetahuan atau kepandaian untuk mencari kehidupan di dunia; - ekonomi 1 ilmu tentang produksi, distribusi, dan konsumsi barang, serta berbagai masalah yang bersangkutan dengan itu, seperti tenaga kerja, pembiayaan, dan keuangan; 2 ilmu pengetahuan tentang kegiatan sosial manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya yang diperoleh dari lingkungannya; - ekonomi makro Ek ilmu ekonomi tentang peranan dan perkembangan unsur ekonomi secara keseluruhan, seperti pengaruh pengeluaran pemerintah, pendapatan nasional, indeks harga, dan jumlah uang yang beredar; - ekonomi mikro Ek ilmu ekonomi tentang perilaku subjek dan barang ekonomi secara individual dalam hubungannya dengan perkembangan harga barang, faktor ekonomi, tingkat upah, penghasilan, dan laba perusahaan; - eksakta ilmu yang berdasarkan ketepatan dan kecermatan dalam metode penelitian dan analisis; - faal pengetahuan tentang gejala hidup pada alat tubuh manusia seperti alat pernapasan, peredaran darah, jasad tumbuhan dan binatang; fisiologi; - fikih pengetahuan tentang kewajiban yang diperintahkan oleh agama Islam; ilmu tentang hukum syarak; - firasat pengetahuan tentang keadaan muka orang dan sebagainya yang bertalian dengan tabiatnya; - fisika lihat fisika; - gaib pengetahuan tentang segala yang tidak kelihatan rahasia alam dan sebagainya; - gaya bahasa pengetahuan mengenai pemakaian kata dalam kalimat khusus; stilistika; - gizi ilmu pengetahuan tentang bagaimana cara memanfaatkan makanan untuk kepentingan kesehatan tubuh manusia pada umumnya; - halimunan mantra yang jika diucapkan dapat membuat diri tidak kelihatan; - han-dasah ilmu ukur tanah seperti tentang luas tanah, bentangannya; - hayat pengetahuan tentang makhluk hidup binatang dan tumbuhan; biologi; - hewan pengetahuan mengenai kehidupan binatang; zoologi; - hisab ilmu hitung; matematika; - hitam pengetahuan tentang kebatinan yang berhubungan dengan pekerjaan setan atau pekerjaan mencelakakan orang seperti membuat orang gila, mencuri dengan bantuan makhluk halus; - hitung pengetahuan mengenai angka sehubungan dengan penambahan, pengurangan, perkalian, pembagian, pemangkatan, dan akar bilangan; - hukum 1 Antr ilmu tentang aturan, norma kehidupan masyarakat, serta adat-istiadat yang dibuat oleh penguasa dalam suatu masyarakat; 2 pengetahuan tentang hukum undang-undang dan sebagainya; - iklim pengetahuan tentang keadaan cuaca hawa, musim, dan sebagainya; klimatologi; - jaringan ilmu tentang struktur mikroskopik dan fungsi jaringan tubuh; - jiwa ilmu tentang segala sesuatu mengenai jiwa manusia; psikologi; - kalam ilmu tauhid; - kasekten Jw ilmu sakti; - kebatinan ilmu batin; - kebidanan cabang ilmu kedokteran yang berhubungan dengan kelahiran bayi dan pertolongan kepada orang bersalin; obstetri; - kedokteran ilmu tentang penyakit pada organisme manusia atau hewan, serta cara dan metode pengobatannya; - kehutanan ilmu yang mencakupi pengusahaan tanah hutan sebagai sumber produksi yang permanen, penanaman dan penggunaan kayu, pengaturan hutan guna proteksi air, pengaliran air sungai, dan manajemen binatang liar di hutan; - kemanusiaan Antr ilmu tentang hasil pikiran manusia serta hubungan antarmanusia, terutama yang tercantum dalam kesusastraan dan yang diekpresikan oleh kesenian; - kesaktian ilmu sakti; - kesehatan pengetahuan tentang hal penjagaan dan pemeliharaan kesehatan, serta pencegahan penyakit; - kesehatan masyarakat ilmu tentang pencegahan penyakit, pemerpanjangan hidup, serta peningkatan kesehatan dan efisiensinya melalui organisasi yang resmi; - kesenian pengetahuan mengenai seluk-beluk seni secara umum; - kewarganegaraan cabang ilmu pengetahuan, khususnya bidang ilmu politik, mengenai hubungan antarwarga negara dan hubungan umum yang menyangkut masalah hak dan kewajiban warga negara terhadap negara dan sebaliknya; - kiat kepandaian mengobati dan sebagainya dengan jampi-jampi; - kimia ilmu tentang unsur dan ciri-ciri zat, serta reaksi yang menyebabkan timbulnya zat-zat baru; - kira-kira cak tanpa kepastian, serba kira-kira saja; - klenik ilmu yang mengajarkan hal yang mengandung rahasia seperti ilmu yang dapat membuat orang tunduk atau jatuh cinta; - limunan ilmu halimunan; - maani pengetahuan tentang mengarang dan berpidato dengan baik; - mantik pengetahuan tentang cara berpikir atau hal menerangkan sesuatu hanya berdasarkan pikiran belaka; logika; - masyarakat pengetahuan tentang kehidupan manusia dalam masyarakat; sosiologi; - mendidik didaktik;- nahu ilmu tentang susunan dan bentuk kalimat; sintaksis; - negara ilmu tentang sendi-sendi dan pengertian pokok dari negara; - obat pengetahuan mengenai berbagai obat khasiatnya, takaran pemakaiannya, dan sebagainya; farmakologi; - panas ilmu sihir; - pasti pengetahuan mengenai ruang dan bilangan seperti aljabar, ilmu ukur; - pemerintahan ilmu tentang metode mengatur, menguasai, dan mengelola negara; - pendidikan pengetahuan tentang prinsip dan metode belajar, membimbing, dan mengawasi pelajaran; - penerbangan pengetahuan mengenai keadaan dan cara mengoperasikan pesawat terbang; - pengetahuan gabungan berbagai pengetahuan yang disusun secara logis dan bersistem dengan memperhitungkan sebab dan akibat; - pengetahuan alam ilmu yang mencakupi biologi, fisika, dan kimia; - pengetahuan modern ilmu pengetahuan pada zaman modern yang menampilkan penemuannya dengan landasan teori modern dan analisis bersistem terhadap data lapangan tertentu; - pengetahuan sosial ilmu pengetahuan yang merupakan fusi atau paduan sejumlah mata pelajaran sosial seperti sejarah, ekonomi, geografi; - perpustakaan pengetahuan dan keahlian mengenai administrasi perpustakaan berikut koleksinya, ekonomi perpustakaan, dan bibliografi; - pertanian pengetahuan tentang tanam-tanaman bercocok tanam dan sebagainya; - peternakan cabang biologi terapan yang berkaitan dengan pengembangan hewan sesuai dengan kondisi setempat dan perkembangan permintaan; - peruang kl ilmu yang menyebabkan dapat tahan lama menyelam dalam air berupa mantra untuk mendapatkan cukup udara sewaktu menyelam dalam air; - pisah ilmu kimia; - politik ilmu tentang pranata politik, asas, dan organisasi pemerintahan negara; - praktis ilmu tentang kebenaran sebab-akibat untuk diterapkan ke dalam dunia nyata; - praktis normatif ilmu praktis yang memberikan ukuran atau kaidah yang disebut norma; - purbakala pengetahuan tentang kehidupan pada zaman kuno dan benda peninggalan kuno; arkeologi; - putih ilmu batin yang digunakan untuk melawan ilmu hitam untuk mengobati orang sakit, orang kena guna-guna, mengusir setan, dan sebagainya; - racun pengetahuan mengenai pembuatan dan penawaran racun; - sakti ilmu tentang kekuatan yang dimiliki oleh seseorang yang didorong oleh tenaga gaib; - salik ilmu suluk; - saraf morfologi; - sejarah cabang ilmu pengetahuan sosial tentang penelitian dan penyelidikan secara bersistem keseluruhan peristiwa dan perkembangan masyarakat serta kemanusiaan di masa lampau dengan maksud untuk dinilai secara kritis seluruh hasil penelitian dan penyelidikan tersebut agar dapat dijadikan perbendaharaan bagi penilaian dan penentuan masa sekarang serta arah kemajuan masa depan; - serum pengetahuan tentang hal, sifat, dan reaksi serum darah serta cara mengobati penyakit dengan berbagai serum; - sihir ilmu tentang rasa pemakaian kekuatan gaib; ilmu gaib teluh, tuju, dan sebagainya; - sosial ilmu tentang perilaku kehidupan manusia sebagai makhluk hidup yang bermasyarakat; - sufi ilmu suluk; tasawuf; - suluk pengetahuan yang berkenaan dengan usaha mendekatkan diri kepada Tuhan; - tabii ilmu alam fisika; - tarekat ilmu tasawuf; ilmu suluk; - tasawuf ilmu tentang kesucian diri secara lahir dan batin untuk mengenal dan mendekatkan diri kepada Allah guna mencapai makrifat Allah; - tasrih anatomi; - tata negara ilmu tentang segala sesuatu mengenai pemerintahan negara, alat-alat pemerintahan aparatur negara, warga negara, dan sebagainya; - tauhid ilmu tentang keesaan Allah; - terapan ilmu tentang cara menerapkan prinsip umum untuk memecahkan masalah yang terjadi dalam alam semesta dan masyarakat manusia; - ternak ilmu tentang cara memelihara dan memperkembangkan hewan ternak babi, domba, dan sebagainya; - tib ilmu mengenai obat-obatan atau kesehatan; ilmu kedokteran; - tilik hewan ilmu tentang cara menilai baik-buruknya ternak dilihat dari bentuk luarnya; - tumbuh-tumbuhan pengetahuan tentang tumbuh-tumbuhan; botani; - udara pengetahuan mengenai keadaan udara; - ukur ruang pengetahuan ukur-mengukur benda seperti kerucut, limas; - ukur sudut pengetahuan ukur-mengukur yang berdasarkan perhitungan sudut; - urai ilmu tentang susunan tubuh dan hubungan alat tubuh; anatomi; - usaha ilmu tentang cara mengombinasikan faktor produksi dalam mengusahakan suatu tanaman atau ternak supaya memperoleh keuntungan maksimal dan terus-menerus; - usuludin ilmu tauhid ; - wasilah ilmu dan kepandaian menghubungkan diri dengan roh;berilmu v mempunyai ilmu; berpengetahuan; pandai senang sekali mempunyai teman akrab yang ~;~ lintabung ki bodoh, tetapi sombong; ~ padi ki pandai, tetapi tidak mau menunjukkan menonjolkan kepandaiannya;mengilmukan v menjadikan ilmu pengetahuan;keilmuan n barang apa yang berkenaan dengan pengetahuan; secara ilmu pengetahuan dalam masalah ~ , janganlah ragu-ragu bertanya kepada beliau

kesaktian syekh abdul jabar